LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI PANGAN
“Pembuatan
Media dan Sterlisasi”
OLEH:
NAMA :
MUSLIMIN
NIM :
D1C114016
KELOMPOK : III
KELAS : TPG 2014- A
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelangsungan
hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh adalah nutrisi dan factor
lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan alami dan dapat pula
bahan sentesis. Bahan nutrisi yang digunakan mikroorganisme biasanya berupa
senyawa sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang
kompleks yang kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang
sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau
padatan setengah padat (semi solid) yang tersebut segabai midia. Medium adalah
suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan
mikrobia termasuk bakteri pathogen tanaman. Selain itu menumbuhkan mikrobia medium
dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia.
Mikroorgannisme
dapat berkembang biak dengan alami atau melalui bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang
disebut media, pada saat melakukan pembuatan media hal yang harus diperhatikan
ialah berkerja secara aseptik. Bekerja secara aseptik bisa meliputi sterilisasi,
jadi saat pembuatan media dilakukan alat-alat yang akan digunakan harus
disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Cara
tersebut digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme. Metode yang umumnya
diterapkan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika
panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah
(menggunakan autoklaf), sedangkan
jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). Pada
praktikum kali ini metode yang dipakai ialah sterilisasi basah dengan autoklaf,
autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan
tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C. Suhu dan
tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara
panas.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana pertumbuhan mikrobia disetiap
media pertumbuhan?
C.
Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk
menyiapkan media tumbuh mikroorganisme yang steril.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang
sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik
seperti gula. Mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk, 2010).
Kelangsungan
hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung
pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Persiapan gizi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut media (tunggal, sedang) (Prescott, 2002). Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair. Bahan makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Pujiati, 2012).
pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Persiapan gizi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut media (tunggal, sedang) (Prescott, 2002). Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair. Bahan makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Pujiati, 2012).
Secara umum
sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya mikroba dalam suatu
wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam Mikrobiologi adalah
suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau
didalam suatu benda. Tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka
disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi
kering (Dwidjoseputro,
2008).
Steril
merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Saat melakukan
sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara
sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media.
Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala
bentuk kehidupan (Pujiati, 2012).
Bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya
menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada
skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan
karakteristiknya, tentu diperlukan pula tentang bagamana caranya menumbuhkan
suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu bahwa beragamnya
persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh mikroba
dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi yang optimum bagi
pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik dalam persyaratan nutrient maupun fisiknya. Jadi, media
yang digunakan harus mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba
tersebut (Hadietomo, 2006).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium
Jurusan Agrateknologi Unit Biomolekul Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo
pada hari Selasa, 03 Mei 2016 Pukul 13:00 s/d 15:00
B.
Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah nutrien
broth 4,5 gr, agar 5 gr, aquades 500
ml, potato dextrose broth 12 gr, EMBA
18,75 gr, pepton 1 gr, NaCl 2,5 gr, KH2PO4 0,15 gr,
bromothymol blu (1%) 1,5 gr, 0,075 starch/pati
dan 0,075 skim milk.
Alat yang digunakan dalam praktiku ini
adalah timabangan analitik, gelas kimia 500 ml, botol scoot 200 ml, batang
pengaduk, sendok makan, aluminum foil, autoclave
dan magnetic stirrer.
C.
Prosedur Kerja
1.
Media NA
Ø Menimbang media sintesis nutrient broth sebanyak 4,5 gr.
Ø Menimbang agar sebanyak 10 gr.
Ø Nutrient broth dan agar dicampur dalam gelas kimia 500 ml.
Ø Tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Homogenkan campuran tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukka
kedalam botol scoot.
Ø Sterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.
2.
Media PDA
Ø Timbang media sintesis potato dextrose broth sebanyak 12 gr.
Ø Timbang agar sebanyak 5 gr.
Ø Potato extrose
broth dan agar di campur dalam gelas kimia 500 ml.
Ø Tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukka
kedalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.
3.
Media EMBA
Ø Menimbang sintesis EMBA sebanyak 18,75 gr.
Ø menimbang agar senayak 5 gr.
Ø Menambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukkan
ke dalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi dengan menggunakan autoclave.
4.
Media uji aerob
dan anaerob
Ø Menimbang pepton 1 gr, NaCl 2,5 gr, KH2PO4
0,15 gr, agar 5 gr dan bromothymol blu (1%) 1,5 gr.
Ø Mencampur bahan-bahan tersebut dalam gelas kimia 500
ml lalu tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran dengan menggunakan megnetik stirrer, kemudian masukkan ke dalam
botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut dengan menggunakan autoclave.
5.
Media uji
amilolitik
Ø Menimbang nutrient
broth 4,5 gr.
Ø Menimbanga agar 5 gr, kemudian tambahkan 0,075 gr starch/pati
Ø Mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam gelas
kimia 500 ml, kemudian tambahkan aqudest 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran dengan menggunakan megnetik stirrer, kemudian masukkan ke
dalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut dengan menggunakan autoclave.
6.
Media uji
proteolitik
Ø Menimbang nutrient
broth sebanyak4,5 gr.
Ø Menimbang agar sebanyak 5 gr, kemudian tambahkan
0,075 gr skim milk, mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 500
ml, kemudian tambahkan aquadest 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran dengan menggunakan megnetik stirrer, kemudian masukkan ke dalam
botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut dengan menggunakan autoclave.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
(1)
(2) (3)
(4) (5) (6)
Keterangan
gambar. 1. Media NA, 2. Media Amilolitik, 3. Media Proteolitik, 4. Media EMBA, 5.
Media uji aerob dan anaerob, 6. Media PDA.
B.
Pembahasan
Medium merupakan bahan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya, medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba
yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar
mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Sterilisasi
merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup. Adanya
pertumbuhan mikrobia bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung karena tak
sempurnanya proses sterilisasi. Proses sterilisasi berlangsung sempurna, maka
spora bakteri yang merupakan bentuk paling resikan dari kehidupan mikroba tak akan
terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode
praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba.
NA (nutrient agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient
agar). Dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari keruh menjadi
kuning kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen. Mikroba yang dapat
tumbuh pada media NA seperti
PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur.
Pembuatan medium pada percobaan ini dengan menggunakan PDA (Potato Dextrose Agar). Mikrobia yang
biasa tumbuh dalam media ini adalah kapang
Media EMBA ( Eosin Methylen
Blue Agar ) mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
memilih mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti staphylococcus aureus, Pseudomonas aerugenosa
dan Salmonella. Mikroba yang
memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap
dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninyan tidak
berwarna. Adanya eosin dan methylen blue membantu mempertajam perbedaan
tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal Karena kuman
lainnya juga tumbuh terutama Pseudomonas aerugenosa dan salmonella sp. Dan dapat menimbulkan keraguan. Emba yang
menggunakan eosin dan methylen blue sebagai indicator memberikan perbedaan yang
nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan tidak meragikan laktosa
Sel
prokariotik memiliki materi genetik yang tidak dibungkus oleh selaput. Umumnya
sel prokariotik adalah uniseluler, walaupun terdapat beberapa dari
multiseluler. Sel prokariotik uniseluler dapat membentuk koloni. Istilah
prokariota berasal dari bahasa Yunani dari kata pro yang berarti sebelum dan karyon yang berarti kacang atau biji.
Contoh sel prokariotik adalah bakteri (bacteria) dan sianobacteria (cyanobacteria). Sel eukariotik
memiliki materi genetik yang tidak tersebar melainkan dengan dibungkus selaput.
Jenis-jenis pada sel eukariotik meliputi sel hewan, sel tumbuhan, sel protista,
dan sel fungi. Istilah Eukariotik berasal dari bahasa Yunani dari kata eu yang berarti baik dan karyon yang berarti kacang atau biji yang
menunjuk nulei sel. Eukariota merupakan organisme dengan sel kompleks.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media-media
yang digunakan sebagai tempat isolasi bakteri terdapat berbagai macam sesuai
karakteristik penggunaannya berdasarkan jenis dan nutrisi tumbuh mikrobia
dengan baik.
B.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini
adalah sebaiknya seluruh praktikan dapat melaksanakan praktikum (tidak
diwakilkan beberapa praktikan saja), sehingga semua praktikan memiliki
keterampilan dalam mengembangbiakkan mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,
D. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan: Jakarta.
Hadioetomo,
R. 2006. Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium Mikrobiologi.
Gramedia: Jakarta.
Pujiati.
2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Madiun: Ikip PGRI
Madiun Press.
Volk
, W. A & Wheeler. M. F. 2010. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar