Sabtu, 14 Mei 2016

pembuatan media

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI PANGAN
 “Pembuatan Media dan Sterlisasi”



 OLEH:
NAMA                                    : MUSLIMIN
NIM                            : D1C114016
KELOMPOK                        : III
KELAS                       : TPG 2014- A




JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.     PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh adalah nutrisi dan factor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan alami dan dapat pula bahan sentesis. Bahan nutrisi yang digunakan mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat (semi solid) yang tersebut segabai midia. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikrobia termasuk bakteri pathogen tanaman. Selain itu menumbuhkan mikrobia medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia.
Mikroorgannisme dapat berkembang biak dengan alami atau melalui bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media, pada saat melakukan pembuatan media hal yang harus diperhatikan ialah berkerja secara aseptik. Bekerja secara aseptik bisa meliputi sterilisasi, jadi saat pembuatan media dilakukan alat-alat yang akan digunakan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Cara tersebut digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme. Metode yang umumnya diterapkan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autoklaf),  sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). Pada praktikum kali ini metode yang dipakai ialah sterilisasi basah dengan autoklaf, autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C.  Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana pertumbuhan mikrobia disetiap media pertumbuhan?
C.  Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk menyiapkan media tumbuh mikroorganisme yang steril.





II.      TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, 2010).
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung 
pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Persiapan gizi yang  digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut  media (tunggal, sedang) (Prescott, 2002). Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair. Bahan makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Pujiati, 2012).
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam Mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Dwidjoseputro, 2008).
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Saat melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan (Pujiati, 2012).
Bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula tentang bagamana caranya menumbuhkan suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu bahwa beragamnya persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik dalam persyaratan nutrient maupun fisiknya. Jadi, media yang digunakan harus mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut (Hadietomo, 2006).




III.   METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Jurusan Agrateknologi Unit Biomolekul Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari Selasa, 03 Mei 2016 Pukul 13:00 s/d 15:00
B.  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah nutrien broth 4,5 gr, agar  5 gr, aquades 500 ml, potato dextrose broth 12 gr, EMBA 18,75 gr, pepton 1 gr, NaCl 2,5 gr, KH2PO­4 0,15 gr, bromothymol blu (1%) 1,5 gr, 0,075 starch/pati dan 0,075 skim milk.
Alat yang digunakan dalam praktiku ini adalah timabangan analitik, gelas kimia 500 ml, botol scoot 200 ml, batang pengaduk, sendok makan, aluminum foil, autoclave dan magnetic stirrer.
C.  Prosedur Kerja
1.    Media NA
Ø Menimbang media sintesis nutrient broth sebanyak 4,5 gr.
Ø Menimbang agar sebanyak 10 gr.
Ø Nutrient broth dan agar dicampur dalam gelas kimia 500 ml.
Ø Tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Homogenkan campuran tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukka kedalam botol scoot.
Ø Sterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.
2.    Media PDA
Ø Timbang media sintesis potato dextrose broth sebanyak 12 gr.
Ø Timbang agar sebanyak 5 gr.
Ø Potato extrose broth dan  agar di campur dalam gelas kimia 500 ml.
Ø Tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukka kedalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.
3.    Media EMBA
Ø Menimbang sintesis EMBA sebanyak 18,75 gr.
Ø menimbang agar senayak 5 gr.
Ø Menambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic stirrer, setelah itu dimasukkan ke dalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi dengan menggunakan autoclave.
4.        Media uji aerob dan anaerob
Ø Menimbang pepton 1 gr, NaCl 2,5 gr, KH2PO4 0,15 gr, agar 5 gr dan bromothymol blu (1%) 1,5 gr.
Ø Mencampur bahan-bahan tersebut dalam gelas kimia 500 ml lalu tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran dengan menggunakan megnetik stirrer, kemudian masukkan ke dalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut dengan menggunakan autoclave.
5.    Media uji amilolitik
Ø Menimbang nutrient broth 4,5 gr.
Ø Menimbanga agar 5 gr, kemudian tambahkan 0,075 gr starch/pati
Ø Mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 500 ml, kemudian tambahkan aqudest 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran dengan menggunakan megnetik stirrer, kemudian masukkan ke dalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut dengan menggunakan autoclave.
6.    Media uji proteolitik
Ø Menimbang nutrient broth sebanyak4,5 gr.
Ø Menimbang agar sebanyak 5 gr, kemudian tambahkan 0,075 gr skim milk, mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam gelas kimia 500 ml, kemudian tambahkan aquadest 500 ml.
Ø Menghomogenkan campuran dengan menggunakan megnetik stirrer, kemudian masukkan ke dalam botol scoot.
Ø Mensterilisasi media tersebut dengan menggunakan autoclave.












IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil

   
(1)             





                                (2)                                (3)

                                                   







                   (4)                                     (5)                                            (6)
Keterangan gambar. 1. Media NA, 2. Media Amilolitik, 3. Media Proteolitik, 4. Media EMBA, 5. Media uji aerob dan anaerob, 6. Media PDA.













B.       Pembahasan
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain  harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup. Adanya pertumbuhan mikrobia bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung karena tak sempurnanya proses sterilisasi. Proses sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resikan dari kehidupan mikroba tak akan terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba.
NA (nutrient agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan  NA (nutrient agar). Dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen. Mikroba yang dapat tumbuh pada media NA seperti
PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur. Pembuatan medium pada percobaan ini dengan menggunakan PDA (Potato Dextrose Agar). Mikrobia yang biasa tumbuh dalam media ini adalah kapang
Media EMBA ( Eosin Methylen Blue Agar ) mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilih mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti staphylococcus aureus, Pseudomonas  aerugenosa dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninyan tidak berwarna. Adanya eosin dan methylen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal Karena kuman lainnya juga tumbuh terutama Pseudomonas  aerugenosa dan salmonella sp. Dan dapat menimbulkan keraguan. Emba yang menggunakan eosin dan methylen blue sebagai indicator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan tidak meragikan laktosa
Sel prokariotik memiliki materi genetik yang tidak dibungkus oleh selaput. Umumnya sel prokariotik adalah uniseluler, walaupun terdapat beberapa dari multiseluler. Sel prokariotik uniseluler dapat membentuk koloni. Istilah prokariota berasal dari bahasa Yunani dari kata pro yang berarti sebelum dan karyon yang berarti kacang atau biji. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (bacteria) dan sianobacteria (cyanobacteria).  Sel eukariotik memiliki materi genetik yang tidak tersebar melainkan dengan dibungkus selaput. Jenis-jenis pada sel eukariotik meliputi sel hewan, sel tumbuhan, sel protista, dan sel fungi. Istilah Eukariotik berasal dari bahasa Yunani dari kata eu yang berarti baik dan karyon yang berarti kacang atau biji yang menunjuk nulei sel. Eukariota merupakan organisme dengan sel kompleks. 



















V.      PENUTUP
A.  Kesimpulan
     Media-media yang digunakan sebagai tempat isolasi bakteri terdapat berbagai macam sesuai karakteristik penggunaannya berdasarkan jenis dan nutrisi tumbuh mikrobia dengan baik.
B.  Saran
   Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah sebaiknya seluruh praktikan dapat melaksanakan praktikum (tidak diwakilkan beberapa praktikan saja), sehingga semua praktikan memiliki keterampilan dalam mengembangbiakkan mikroorganisme.





















DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Hadioetomo, R. 2006. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.
Gramedia: Jakarta.
Pujiati. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Madiun: Ikip PGRI
Madiun Press.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 2010. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Jakarta: Erlangga.



















LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar